Minggu, 22 Januari 2012

Steamer/Boiler

steamer/boiler dalam budidaya jamur adalah alat untuk sterilisasi baglog jamur
monggo kita bahas bersama tentang boiler ini.



Dulu saya pernah menggunakan drum seperti di atas untuk sterilisasi, 1 drum berisi 49 baglog, untuk mengisi lebih dari 49 baglog maka baglog ditumpuk dan diikat dengan karet lalu tutup drum ganti dengan menggunakan plastik.


setelah saya rasa perlu untuk membuat steamer/boiler maka saya cari info tentang steamer/boiler, ternyata harganya sangat mahal, tapi steamer/boiler yang mahal itu memang sangat bagus kualitasnya,mulai dari bahan, system pembakaran dan lain sebagainya. Dalam waktu yang sangat singkat saya belajar mengenai steamer/boiler, dengan modal yang pas-pasan maka saya putuskan untuk membuat steamer/boiler sederhana ala saya sendiri. Steamer/boiler yang saya maksudkan adalah adopsi dari drum sebagai steamer/boilernya, dan bunkernya menggunakan ruang atau kamar yang terbuat dari tembok batu bata atau cor, bisa juga menggunakan besi plat. gambar berikut mudah-mudahan dapat mewakili



boiler seperti di atas itu terbuat dari drum yang ditutup dengan tembok, jadi sebagian besarnya terbuat dari tembok. dengan membuat stemer model seperti ini proses sterilisasi akan lebih cepat. alhamdulillah dapat mencapai 100C dalam waktu 7jam dengan kapasitas bunker 1200 atau bunker dengan PxL 150cmx150cm dan T=190cm.
tetapi steamer seperti ini masih terdapat banyak kelemahan, pengisian air dilakukan 2kali sehingga suhu udara dalam bunker akan turun sementara pada waktu pengisian air yang ke2. dan kelemahan yang kedua boiler dari drum ini akan bertahan paling lama 15bulan jika digunakan produksi rutin. anda dapat memodifikasi drum itu dengan bahan lain, seperti besi plat baja atau stainless.



alhamdulillah sekarang saya menggunakan boiler yang terbaru dengan model seperti gambar di bawah.



boiler seperti ini dapat mengirit bahan bakar karena panas yang dihasilkan tidak langsung dibuang dan sterilisasi dapat mencapai 100C dalam waktu 5jam saja, bahkan kurang. bahan yang dipakai adalah stainless untuk perapian dan besi plat untuk air.



berikut ini adalah desain boiler berdiri yang baru saya buat dengan asumsi untuk lebih efisiensi tempat, monggo semisal anda ingin membuatnya, mudah-mudahan gambar ini bisa mewakili






Budidaya Jamur Tiram Putih



Jamur Tiram putih tergolong jamur yang paling mudah untuk dibudidayakan. buktinya banyak sekali bermunculan petani-petani jamur tiram di Indonesia utamanya di wilayah malang. hwi... bwanyak...
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam budidaya jamur tiram putih.
1. Suhu Udara
Dalam praktiknya jamur tiram putih sangat mudah beradaptasi sampai pada suhu 30oCTetapi alangkah baiknya kalau suhu udara itu disesuaikan dengan kebutuhan dalam budidaya jamur, yaitu berkisar antara 20oC sampai 27oC, hal ini sangat mendukung pertumbuhan jamur, Suhu udara yang terlalu tinggi juga dapat melemahkan miselium pada baglog sehingga jamur tidak dapat tumbuh maksimal. alat yang digunakan untuk melihat suhu udara adalah thermometer. 
2. Kelembaban

Kelembaban yang dibutuhkan ada di kisaran 70-90%. Jika kurang dari itu, jamur akan cenderung kering dan jika lebih dari itu jamur akan sangat basah dan cepat  membusuk. Alat ukur kelembaban adalah hygrometer, anda bisa membelinya di toko-toko bahan dan alat kimia dan medis. (lebih enaknya gunakan thermo higro, thermometer dan higro meter yang sudah jadi satu) taruh di dalam kumbung, kira-kira 160cm dari tanah.

Kelembaban akan sangat menentukan kualitas jamur. Jamur yang bagus itu jamur yang tidak terlalu kering dan tidak terlalu basah, sedang-sedang saja kata veti vera (hihi…becanda…).

Kelembaban dalam kumbung berbahan gedhek itu hanya dapat mencapai ketinggian 100cm dari tanah meskipun penyiraman pada tanah dilakukan terus menerus , oleh karenanya teman-teman pembudidaya jamur biasa memasang sekeliling bagian bawah kumbung dengan plastic, dengan harapan kelembaban pada tanah bisa naik lebih dari 100cm dari tanah. Ini tidak harus dilakukan kalau kumbung yang anda pakai sudah sangat lembab, apalagi musim hujan.
3. Sirkulasi udara

Jamur juga membutuhkan oksigen untuk tumbuh. Sirkulasi udara berfungsi untuk terus mengganti udara dalam kumbung. ditempat saya, kumbung selalu disediakan lubang untuk sirkulasi udara, tetapi tiap lubang ditutup paranet, agar serangga tidak mudah masuk.
4. Kebersihan

Jagalah kebersihan di dalam dan di sekitar kumbung jamur, agar tidak mengundang serangga, karena serangga seperti lalat dan teman-temannya senang sekali tempat yang kotor, apalagi ditempat yang kotor itu sudah tersedia makanan berupa jamur. Hehe.. Kelihatannya memang sepele. Rata-rata permasalahan Hama jamur disebabkan oleh faktor kebersihan.

Kebersihan baglog juga perlu diperhatikan, Ini berhubungan dengan pemanenan. Pada saat panen cabutlah jamur sampai pada akar (terlihat serbuk kayunya) jika masih ada sisa batang jamur bersihkan dengan lidi, karena sisa batang jamur dapat menghalangi jamur yang akan tumbuh berikutnya. Kalaupun tumbuh, jamur akan cepat membusuk sebelum besar karena sisa jamur sebelumnya yang sudah membusuk.
5. Cahaya 

Pertumbuhan jamur membutuhkan cahaya, sirkulasi udara dan lubang-lubang kecil juga berfungsi sebagai masuknya cahaya matahari saat pagi sampai sore hari. sedangkan untuk malam hari pergunakan lampu. 

Sebaiknya pasang lampu anti serangga di dalam kumbung, tidak hanya sebagai penerang dan pemberi cahaya pada jamur saat malam hari, tetapi juga mengurangi serangga yang masuk dalam kumbung.



Sabtu, 01 Januari 2011

Cara Panen berPengaruh Terhadap Tumbuh Kembang Jamur pada Baglog

*Pegang lalu cabut
ternyata cara berpanen jamur tiram cukup berpengaruh pada keberlanjutan pertumbuhan jamur. memang pertumbuhan jamur dipengaruhi banyak faktor mulai dari suhu udara, kelembaban dan kualitas baglog sampai pada perawatan. nah... dalam perawatan ini ternyata cara panen jamur juga sangat perlu diperhatikan.

miselium jamur sangat rentan putus jika baglog kurang padat. miselium yang putus sangat mempengaruhi produktifitas jamur, makanya dalam proses panen jamur harus hati-hati alias jangan asal petik tarik.
saat panen peganglah ujung baglog kemudian baru petik jamurnya. jika anda langsung panen dengan menariknya saja memang terasa lebih cepat, tp ingat, sedikit banyak media di dalam baglog pasti akan mengikuti gaya tarik cara panen tadi meskipun baglog sudah padat. jika tarikan tadi menyebabkan terputusnya miselium pada baglog maka pertumbuhan jamur akan melambat dengan sendirinya.
sepele bukan???
biasanya ini terjadi pada baglog yang sudah 2-3bulan, tetapi meskipun demikian sebaiknya cara panen seperti di atas anda lakukan sejak awal untuk lebih berhati-hati dan membiasakan diri.
* Cabut hingga akar
akar pada jamur memang tidak begitu kentara, lalu bagaimana menandai pencabutan panen sudah sampai akar.??? mudah kok...
media jamur adalah serbuk kayu, berarti saat panen harus sampai kelihatan serbuk kayunya. Biasanya serbuk kayu ikut tercabut di dasar batang jamur, kalau serbuk kayu tidak menempel pada dasar batang jamur berarti masih ada sisa batang jamur pada baglog. bersihkan sisa batang jamur yang tertinggal dengan menggunakan lidi. hal ini dilakukan agar batang jamur tadi tidak menghalangi pertumbuhan jamur berikutnya. Selain itu sisa jamur yang tertinggal pada baglog dapat membusuk dan merusak baglog