Sama seperti pembuatan bibit F2 pada bab sebelumnya, cara memproduksi baglog juga sangat mudah. Asalkan kita melakukannya sesuai prosedur.
Berikut merupakan campuran yang pernah kami pakai, dalam penggunaannya jelas memiliki perbedaan.
Bahan-bahan campuran I
1. Serbuk kayu 100kg
2. Bekatul 15kg
3. Dedak jagung / empok 5kg
4. Kapur 2kg
5. Gypsum 1kg
6. Air secukupnya (Ph7)
Bahan-bahan campuran II
1. Serbuk kayu 100kg
2. Bekatul 15kg
3. Dedak jagung / empok 5kg
4. Sari gula (tetes) 0,5 liter
5. Kapur 2kg
6. Gypsum 1kg
7. Air secukupnya (di bahas )
Bahan-bahan campuran III
1. Serbuk kayu 100kg
2. Bekatul 20kg
3. Sari gula (tetes) 0,5 liter
4. Kapur 2kg
5. Kalsium 1kg
6. Air secukupnya (Ph7)
Bahan-bahan campuran IV
1. Serbuk kayu 100kg
2. Bekatul 20kg
3. Sekam 5kg
4. Kapur 2kg
5. Kalsium 1kg
6. Air secukupnya (Ph7)
Bahan-bahan campuran IV
1. Serbuk kayu 100kg
2. Bekatul 25kg
3. Kapur 3kg
4. Air secukupnya (Ph7)
Masing-masing campuran jelas memiliki efek pada baglog.
1. * Serbuk kayu
Serbuk kayu yang dapat digunakan adalah semua jenis serbuk kayu yang tidak bergetah, serbuk kayu yang biasa kami gunakan adalah sengon dan mahoni. Keduanya memiliki kelebihan dan kelemahan.
Serbuk kayu sengon sangat baik untuk pertumbuhan jamur, karena jenis kayu ini sangat rapuh dan mudah lapuk, dan enaknya lebih mudah dicari karena produktifitas kayu sengon relative cepat, tetapi kualitas baglog yang hanya menggunakan serbuk kayu sengon juga lebih cepat rapuh. selain itu bobot jamur yang dihasilkan oleh serbuk kayu sengon juga ringan. Dibandingkan dengan jenis kayu lain.
Serbuk kayu mahoni ini lebih padat dan keras, jadi perlu proses pelapukan yang lebih lama. serbuk kayu mahoni juga jarang ditemukan dipenggergajian. Keunggulan serbuk kayu ini terletak pada buah yang dihasilkan. Jamur yang dihasilkan oleh serbuk kayu mahoni ini cenderung lebih berat daripada jamur dari serbuk kayu sengon. (baca pengaruh berat baglog dengan hasil jamur)
Kami menggunakan kedua serbuk kayu tadi. Dengan campuran mahoni dan sengon 6:4.
2. * Bekatul
Bekatul merupakan nutrisi utama pada media tanam jamur, oleh karenanya usahakan Gunakan bekatul yang bagus dan masih fresh.
3. Dedak jagung / empok
Dedak jagung sangat baik untuk melengkapi nutrisi pada baglog dan pertumbuhan miselium dan jamur sehingga miselium tumbuh lebih cepat dan jamur menjadi lebih besar, tetapi dalam pengalaman kami dedak jagung berefek pada aroma jamur pada saat proses pengepakkan. Jika jamur disimpan 1malam saja, jamur akan berbau kurang sedap dan pekat. Tetapi ini bukan masalah karena memang sudah sepatutnya pemasaran dilakukan hari itu juga setelah anda panen jamur.
4. * Sari gula/tetes
Sari gula/tetes kami ibaratkan sebagai pupuk yang dapat mempercepat pertumbuhan jamur, tetapi penggunaan berlebih dapat mengundang semut dan mengakibatkan baglog rusak.
5. * Kapur, kalsium dan gypsum.
Selain berfungsi sebagai pengatur Ph, ketiga bahan tersebut juga berfungsi sebagai penguat miselium, tetapi ketiganya juga memiliki kelemahan terutama gypsum. Penggunaan berlebih mengakibatkan baglog menjadi keras dan itu dapat memperlambat pertumbuhan jamur. Kami sarankan jangan menggunakan gypsum.
Logika. “Jamur tumbuh di kayu yang sudah lapuk” maka biarkan dan lapukkan serbuk kayu terlebih dahulu + selama 2-3minggu. Cara yang paling efektif adalah pengomposan tahap 1, ketika serbuk kayu datang, langsung taburi dengan kapur dan basahi dengan air. Hal ini akan mempercepat proses pelapukan pada serbuk kayu.
Setelah 2-3minggu campurkan serbuk kayu dengan semua bahan sampai homogen, dengan campuran air secukupnya (tidak terlalu basah tidak kering) jika anda mengepal campuran tersebut air tidak sampai keluar dan jika anda melepasnya campuran tidak pecah (tetap seperti kepalan anda). setelahnya pengomposan tahap 2, tumpuk menggunung campuran tersebut dan tutupi dengan terpal dan diamkan 1malam.
Campuran siap di pak. Plastik yang biasa kami gunakan untuk pengepakan adalah plastik jenis PP 0,5 yang sudah bentuk polybag. Perlu diperhatikan bahwa proses pengepakkan isi harus padat agar nanti miselium dapat tumbuh dengan baik dan baglog tidak mudah retak.
Berikutnya pasang cincin dan tutup dengan plastic. Sebenarnya penggunaan cincin ini tidak harus dilakukan, hanya saja agar mempermudah anda saat proses pembibitan dan juga mempercantik penampilan baglog. Ada banyak cara, pertama memang dengan memasang cincin baglog dan di tutup dengan plastik. Kedua pasang baglog lalu tutup dengan kapas dan tutup dengan plastic. Ketiga tidak menggunakan cincin langsung ditutup dengan isolasi atau karet. Monggo… silahkan di pilih cara yang mana… kalau cincin dan ditutup kapas enaknya ketika anda melakukan proses pembibitan, setelah dibibit langsung tutup kapas kembali. Kalau tutup plastik anda perlu mengganti tutupnya dengan Koran setelah proses pembibitan. Ya… kalau sudah biasa, semuanya sama saja kok…
Setelah pengepakan selesai sterilkan baglog dengan steamer/dikukus hingga suhu media mencapai 100 derajat Celsius. Alat yang paling sederhana untuk sterilisasi adalah drum dengan bahan bakar kayu atau gas LPG.
Umumnya, drum hanya berisi 49baglog jika dipasang pas ukuran drum, kecuali ditinggikan atau anda menumpuk lagi baglog melebihi kapasitas drum kemudian ditutup dengan plastic PP berukuran besar, drum itu bisa berisi sampai 75 baglog. Ini sah saja dilakukan selama proses sterilisasinya bisa mencapai 96-100 derajat Celsius. biasanya sterilisasi menggunakan drum membutuhkan waktu + 8jam. Warning..! proses sterilisasi sangat penting, maka sangat perlu perhatian husus saat anda melakukan proses ini.
Alat sterilisasi yang ke dua dapat menggunakan boiler. Pembahasan mengenai boiler dapat di lihat pada pembahasan mengenai boiler.
Eits… ada yang lupa, proses pengepakan jangan melampaui batas 6hari, hal ini menyebabkan miselium jamur liar akan tumbuh dan sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan produksi baglog. meskipun sudah disterilisasi miselium jamur liar ini akan tumbuh lebih kuat daripada miselium jamur tiram.
Setelah baglog dingin Bibit F2 sudah bisa ditanamkan. Anda dapat menggunakan cara tanam juga dapat menggunakan cara tabur. silakan gunakan cara yang mana saja yang anda suka, Tidak ada pengaruh yang signifikan pada cara inokulasi bibit F2 pada baglog. Ada beberapa hal yang dirasa penting pada proses ini;
1. Usahakan pembibitan dilakukan di tempat steril (ya… meskipun tidak bisa 100% steril, tapi hanya untuk hati-hati semprot saja ruangan pembibitan dengan alkohol)
2. Gunakan Bunsen dan lakukan pembibitan disekitar Bunsen agar udara di daerah inokulatif terbelah. Ini dapat meminimalisir terjadinya kontaminasi.
3. Langsung tutup kembali baglog menggunakan kapas atau Koran. Sama seperti sebelum sterilisasi, lakukan pembibitan secepatnya setelah baglog dingin, karena waktu yang lama akan menumbuhkan miselium jamur liar dan menyebabkan kontaminasi pada baglog.
1. Usahakan pembibitan dilakukan di tempat steril (ya… meskipun tidak bisa 100% steril, tapi hanya untuk hati-hati semprot saja ruangan pembibitan dengan alkohol)
2. Gunakan Bunsen dan lakukan pembibitan disekitar Bunsen agar udara di daerah inokulatif terbelah. Ini dapat meminimalisir terjadinya kontaminasi.
3. Langsung tutup kembali baglog menggunakan kapas atau Koran. Sama seperti sebelum sterilisasi, lakukan pembibitan secepatnya setelah baglog dingin, karena waktu yang lama akan menumbuhkan miselium jamur liar dan menyebabkan kontaminasi pada baglog.
Berikutnya adalah tahap inkubasi untuk menumbuhkan miselium. Pada tahap inkubasi baglog membutuhkan suhu yang hangat + 27-35 derajat. Inkubasi membutuhkan waktu antara 25-30hari. Setelah miselium penuh 100% akan tumbuh jamur dalam waktu 4-10 hari. Jika anda juga menjual baglog, sebaiknya anda kirimkan baglog dalam kondisi miselium 40-60% dengan tujuan memberikan waktu adaptasi pada tempat baru, sehingga tidak menghambat pertumbuhan jamur ketika berpindah tempat. Ini juga berlaku ketika anda memindahkan baglog dikumbung anda sendiri, karena memang jelas berbeda perlakuan pada baglog masa inkubasi dan masa pertumbuhan jamur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar